X-men First Class (2011)

Sutradara: Matthew Vaughn

Aktor/aktris: James Mc Avoy (Charles Xavier/ Prof. X), Michael Fassbender (Erik/ Magneto), Kevin Bacon (Sebastian Shaw), Jannifer Lawrence (Raven/ Mystique)

Tempat/waktu nonton: film unduhan (dvd)/ Juli

X-Men selalu mengingatkan saya dengan masa kecil. Siapa jagoan kamu? Wolferine? Storm? Rogue? Dari kecil saya selalu mengidolakan cyclops. Tapi di film ini tidak akan ada cyclops, karena bahkan disini Profesor X belum botak.

Mengambil setting di tahun 1960an dimana dunia sedang diguncang dengan kabar perang nuklir antara Amerika dan Rusia, film ini bercerita tentang awal mula terbentuknya sekumpulan manusia-mutan yang akrab kita sebut X-men. CIA telah mengetahui kalau dalang dari perang nuklir ini adalah Sebastian Shaw, seorang manusia-mutan. Oleh karena itu CIA meminta Charles Xavier, sang profesor ahli mutan, untuk membantu mengatasi masalah ini. Bersama teman barunya, Erik, ia mencari beberapa manusia-mutan lainnya untuk membantu pemerintah mengalahkan Shaw.

Fun-thrill-fun-fun-thrill-tense-thrill-fun. Itu adalah rangkuman mood saya ketika nonton film ini. Matthew Vaughn bukan sutradara baru. Ia pernah membuat Kick Ass serta memroduseri Snatch dan Lock Stock and Two Smocking Barrels. Dari film-film sebelumnya juga kita bisa simpulkan kalau dia familiar dengan genre action-fun. Salut! Ia berhasil membuat tidak satu detikpun terasa membosankan dalam film berdurasi dua jam ini.

Tentu ia tidak bekerja sendirian. Yang menurut saya memiliki kinerja fantastis di film ini salah satunya adalah komposer musiknya, Henry Jackman. Majisnya dapat membuat film action dengan alur cepat ini menjadi somehow fun. Setelah diselidiki ternyata dia pernah mengerjakan Kick Ass dan ikut dalam tim musik The Dark Knight. Bagaimana dengan visual efek CG-nya? Ah, biasa saja, tidak ada yang spesial. Sangat disayangkan padahal film seperti ini biasanya ber efek-CG menarik. Yah, mungkin saya terlalu berharap lebih.

Menonton film ini terlalu mengayikkan dan menghibur. Saya hampir menangis di setiap adegan action kolosal. Entah memang adegan itu terlalu indah atau saya yang berlebihan karena sudah lama tidak menonton film bagus. Satu hal yang pasti ingin saya ingatkan kepada kalian adalah, tontonlah film ini tanpa ekspektasi. Jangan berekspektasi terlalu tinggi karena ini bukan The Dark Knight, tapi juga jangan sampai berekspektasi serendah film x-men origins: wolverine.

Oiya, ada satu hal yang lucu. Ketika melihat bagian perang nuklir amerika-rusia, saya selalu teringat oleh dr strangelove dan hal itu kadang membuat saya ingin tertawa biarpun di adegan action sekalipun. Jangan ditiru ya.

Sherlock Holmes (2009)

Sherlock Holmes.

Misteri. Berat. Menantang. 3 kata itulah yang pertama dateng ke pikiran gue pas denger nama Sherlock Holmes. Gue punya beberapa novelnya, tapi berakhir secara sia-sia karena novel itu terlalu berat buat gue. Makanya begitu tahu bakal ada film Sherlock Holmes, yang kefikiran pertama kali adalah film drama misteri yang berat tapi menantang. Begitu ngeliat trailernya yang penuh action, gue kecewa, takut filmnya seperti James Bond yang sekarang, lebih banyak menggunakan otot ketimbang otak. Ditambah main cast nya Robert Downey, wah jauh banget dari karakter Sherlock Holmes yang sudah lama terbentuk di otak gue.

Film ini bercerita tentang petualangan detektif cemerlang yang jorok, Sherlock holmes (Downey Jr), dan sahabatnya si dokter pintar yang serba rapih, Dr Watson (Jude Law), dalam memecahkan sebuah kasus. Adalah Lord Blackwood (Mark Strong), tersangka dari kasus itu yang diduga menggunakan ilmu hitam dalam menjalankan aksinya, sehingga sulit dilawan dengan kemampuan manusia biasa. Dalam petualangannya ini, Holmes kembali bertemu dengan kekasihnya yang adalah pencuri kelas dunia, Irene Adler (Rachel McAdams) yang ikut tersangkut dalam kasus ini.

Detektif Conan. Karakter ini yang keluar difikiran gue begitu selesai menonton film ini. Yap, film ini tidak seberat novelnya, tidak se-action trailernya, dan tentu saja tidak mengecewakan. Film ini pun menarik, unsur “action” nya mengagumkan, unsur komedinya pun tepat waktu dan sesuai. Hampir sama seperti membaca Conan, dimana misterinya sendiri sebenarnya berat namun dibuat ringan dan mudah dicerna dengan bumbu action dan komedi. Tidak pernah terbayangkan di otak gue sebelumnya kalau holmes bakal itu se-ekspresif downey, guy ritchie dan downey mampu membuat holmes yang kaku menjadi ekspresif.

Guy ritchie adalah sutradara yang brilian. Film ini sama briliannya dengan beliau, bahkan kalau bisa dibilang film ini adalah guy ritchie. Lihat aja film-film sebelumnya seperti rocknrolla, lock stock and two smocking barrels, snatch dsb, benar-benar mirip dengan karakter film sherlock holmes. Kalau bukan guy ritchie, gue ga bisa membayangkan film sherlock holmes bakal semenarik ini.

Selain guy ritchie, yang sangat berperan disini adalah downey, karakternya yang terkenal tengil (seperti di film iron man) membuat sherlock holmes disini benar-benar bajingan tengil yang otaknya encer. Akting jude law pun ga kalah oke, karakter watson di film ini juga semenarik holmes, ditambah chemistry sahabat (holmes-watson) di film ini bener-bener dapet.

Overall, film ini benar-benar menghibur, membuat kita tersenyum ketika selesai menonton, dan membuat kita masih mendiskusikan film ini hingga 2 jam kemudian. Film ini bener-bener kebantu sama guy ritchie dan downey, terima kasih telah membuat pantat gue duduk 1,5 jam tidak berkeringat karena berfikir. Film ini menarik, tapi gak segitunya bikin gregetan. Anyway, Selamat menonton!

My personal rate: 8/10