Rumah Dara (2010)

Rumah Dara (2010)

Rumah Dara adalah versi panjang dari film Dara (2009) yang awalnya berjudul Macabre (working title). Dulu gue sempat mengira kalau film ini adalah film pendek yang dipaksakan menjadi panjang, makanya gue menaruh ekspektasi gue pada level paling rendah.

Film ini bercerita tentang Ladia (Julie Estelle) yang melakukan perjalanan ke Jakarta bersama kakak dan teman-temannya. Di perjalanan mereka menolong Maya (Imelda Therine), yang mengaku kerampokan, dengan mengantarkannya pulang ke rumahnya. Sampai di rumah, Maya memperkenalkan mereka kepada ibunya, Dara (Sharifa Daanish) dan kakaknya, Adam (Arifin Putra). Ternyata mereka sekeluarga adalah psikopat yang selalu mencari korban, dan disanalah pembantaian itu berlangsung.

Film ini ternyata jauh berbeda dengan film sebelumnya. Ceritanya benar-benar di buat ulang, yang sama hanya karakternya saja. Alurnya masih tetap sama cepatnya, namun kali ini lebih thrilling dari film sebelumnya. Akting Sharifa Daanish disini jauh lebih bagus dibanding akting di film sebelumnya. Apalagi disini ia dituntut berperan sebagai wanita berumur sekitar 50 tahunan, sehingga ia harus mengubah suaranya menjadi lebih berat. Akting Arifin Putra dan Imelda Therine juga tidak kalah, mereka semua sanggup menjiwai peran sebagai psikopat berdarah dingin.

The Mo Brothers sanggup menyajikan horror yang berbeda ditengah film-film horror Indonesia lainnya yang busuk. Gue salut sama mereka sebagai sutradara karena mereka benar-benar mampu membuat penonton teriak, menangis, tertawa, dan menjerit pada saat bersamaan. Belum lagi didukung dengan kemampuan akting para aktris dan aktor yang sangat totalitas. Gue salut banget sama aktor dan aktris yang bermain di film ini, terpujilah mereka.

Overall, film ini benar-benarkeren banget! Semoga terus bermunculan film-film yang mendobrak film-film sampah Indonesia lainnya. Maju terus perfilman Indonesia, suguhilah kami tontonan bermutu yang layak dipelajari dan dijadikan legenda. Anyway, film ini wajib ditonton banget, Selamat Menonton!

My Personal Rate: 8.5/10

Dara/ Takut (2009)

Dara, Takut (2009)

Film Dara merupakan salah satu film pendek yang dimuat dalam film Takut, yang berisi 6 film pendek bergenre horror-thriller. Film Dara/Takut memang sudah lama, tapi berhubung Film panjangnya keluar (Rumah Dara), nggak ada salahnya kan menulis tentang film sebelumnya.

Film ini bercerita tentang Dara (Sharifa Daanish), seorang koki sekaligus pemilik restoran bintang lima yang terkenal dengan masakan dagingnya yang lezat. Ternyata daging pada masakan Dara adalah daging manusia. Dara mendapatkan korbannya menggunakan kecantikan yang dia miliki untuk merayu korbannya, yang sebagian banyak pria. Di dalam rumahnya, semua kekejaman (baca: mutilasi) itu terjadi.

Cerita nya cukup klise, tapi dibalut dengan alur cepat, pas banget buat film pendek bergenre thriller dimana harus thrilling setiap detik. Belum lagi aktingnya Danish disini totalitas banget. Gue bener-bener salut sekaligus nggak nyangka kalo aktris yang biasa main sitkom ini ternyata cocok dengan peran wanita psikopat. Efek darah dan daging di film ini juga nggak kalah sama film-film slasher luar negeri seperti saw. Katanya sih film makernya memakai darah hewan dicampur pewarna.

Film yang dibuat oleh The Mo Brothers (Kimo dan Timo) ini aslinya sudah keluar di pertengahan tahun 2007. Pada tahun yang sama, film ini masuk ke berbagai nominasi keren di ajang penghargaan film di luar negeri. Berikut ini adalah daftar nominasi nya pada tahun 2007:

  • Screamfest horror film festival, Los Angeles 2007
  • Freakshow Horror festival , Orlando 2007
  • DAM short film festival, Nevada 2007
  • Mauvais Genre film festiva, France
  • Surprise short film for Horrorthon film festival 2007 , Dublin

Sungguh menakjubkan ketika film dalam negeri bisa merambah segitu hebatnya di luar negeri sana. Apalagi film horror/slasher Indonesia. Film ini juga sempat menang di award luar negeri, yaitu Horror and science fiction film festival (International Short Winner) di Arizona dan NYC horror film festival 2007 (Audience Choice Award) di New York.

Pada tahun 2009 Liga Film Mahasiswa ITB sempat mengadakan pemutaran Film Dara di ITB, tentunya dengan mengundang The Mo Brothers. Disana mereka bercerita kalau mereka ingin membuat film slasher karena selain mereka fanatik terhadap genre film ini, mereka juga muak dengan film horror Indonesia yang sampah dan tidak berkembang. Pada waktu itu merekapun sempat promosi versi panjang dari film Dara yang (dulunya) berjudul Macabre (artinya: Massacre/ Pembunuhan massal).

Overall, film yang hanya berdurasi sekitar 15-20 menit ini benar-benar thrilling dan menakjubkan. Sebagai penggemar film psycho, gue memberikan standing ovation untuk film thriller/slasher Indonesia pertama. Anyway, film ini benar-benar bagus dan recommended, Selamat Menonton!

My Personal Rate: 8/10

Suster Keramas (2009)

Suster Keramas

Tadinya begitu selesai menonton film ini gue langsung pengen nulis di blog, tapi jari gue memberontak, otak gue membeku, seakan rusak setelah menonton film ini. Setelah menempuh perjuangan penuh darah (lebay -red), jadinya baru bisa sekarang di posting, maaf ya membuat kalian menunggu lama.

Yak, pada tanggal 7 Januari 2010 gue menonton film kontroversial Suster Keramas. Otak gue lagi keracunan pada waktu itu sehingga gue nggak bisa berfikir secara normal dan memilih menonton film ini.

Film Suster Keramas bercerita tentang 3 orang mahasiswa, 2 pria dan 1 wanita (gue lupa namanya), yang pergi ke sebuah desa untuk mengerjakan tugas kuliahnya. Di desa, mereka bertemu dengan Michiko (Rin Sakuragi), seorang turis Jepang yang ingin mencari seorang suster bernama Karmila atas wasiat bapaknya. Mereka membantu Michiko mencari Karmila, dari fakta-fakta yang ditemukan, ternyata Karmila yang dicari adalah Suster Keramas yang menghantui desa itu selama bertahun-tahun.

Ceritanya bertele-tele. Alurnya luar biasa aneh. Terlalu banyak subplot dan adegan waste (adegan nggak penting) di film ini, membuat kita bingung dan bertanya-tanya: apa sih inti cerita yang sebenarnya. Sinopsis yang gue kasih diatas pun sebenarnya sudah melalui 3 fase editing yang sulit. Banyaknya cerita nggak nyambung membuat gue susah mengupas kulit-kulit sampah dari sebuah cerita yang sebenarnya bisa dibuat bagus. Iya, ceritanya bagus, sayang pengembangan cerita dan eksekusinya sampah (setelah berfikir 2 minggu gue baru bisa menemukan titik cerah di film ini).

Genre film ini: horror – dark comedy. Horrornya jelek banget, hantunya ‘the grudge wannabe’, make-up nya berantakan, membuat gue yang penakut jadi merasa di-garing-i. Komedinya nggak kalah berantakan: slapstik, dan tentu saja penuh dialog porn dan yang menjurus kesana. Sepanjang film, setiap hampir 5 menit sekali, penonton disuguhi dengan adegan tidak senonoh. Banyaknya adegan ‘wah’ ini sangat tidak wajar, bahkan untuk sebuah dark comedy. Membicarakan hal ini membuat gue sakit kepala, so lets just skip it..

Overall, film ini sakit jiwa. Gue gak peduli dengan pornstar Jepang itu. Aktingnya berantakan. Film ini cocok banget ditonton buat yang pengen nonton film biru di layar lebar atau penonton haus belaian yang tidak memikirkan isi cerita. Anyway, gue SANGAT tidak merekomendasikan film ini ditonton oleh manusia normal, Selamat Menonton!

My Personal Rate: 3/10