Replicating The Thing; sebuah perbandingan dari film 1982 dan 2011.

Sutradara: John Carpenter (1982), Matthijs van Heijningen Jr. (2011)

Aktor (1982): Kurt Russell (Mac Ready), Wilford Brimley (Blair), TK Carter (Nauls), etc..

Aktor (2011): Mary E. Winstead (Kate Lloyd), Joel Edgerton (Sam), Ulrich Thomsen (Halvorson), etc..

Tempat/waktu nonton: Film unduhan/ Desember

The Thing adalah sebuah film horror Amerika legendaris yang bertema scifi dengan alien sebagai subjeknya. Alien tersebut memiliki kemampuan untuk mereplikasi manusia dengan cara memakannya terlebih dahulu. Serupa dengan horror klasik Amerika lainnya, ceritanya mengambil latar di tempat terpencil dan terisolasi, yaitu sebuah stasiun penelitian di Antartika.

Cerita bermula dari seorang Norwegia yang sedang memburu seekor anjing, namun tanpa sengaja menembak seorang Amerika di stasiun penelitian US. Karena tidak mengerti apa yang dikatakan, maka Amerika balik menembak orang tersebut. Amerika kemudian mendatangi stasiun Norwegia, namun mereka mendapati tempat tersebut sudah habis terbakar. Ketika itu mereka membawa pulang sebuah makhluk yang setelah diteliti merupakan alien yang dapat mereplikasi. Tanpa disangka, anjing yang diburu Norwegia merupakan replikasi dari alien dan mulai menyerang mereka. Mereka pun terjebak dalam sebuah keadaan yang menyebabkan mereka tidak percaya satu sama lain, siapa adalah siapa.

Film yang diadaptasi dari cerita John Campbell Jr berjudul Who Goes There? ini rilis tahun 1982, dan 29 tahun kemudian prekuelnya dirilis. Prekuelnya menceritakan tentang asal mula tragedi di stasiun penelitian Norwegia. Kate Lloyd, seorang ahli paleontologi Amerika, dimintai tolong oleh seorang Norwegia untuk membantu mereka mengekstraksi sebuah spesimen di Antartika. Setelah diekstraksi, makhluk tersebut ternyata masih hidup dan mulai menyerang mereka. Setelah diteliti ternyata makhluk tersebut dapat mereplikasi sel-sel mangsanya. Keadaan yang sama juga dialami oleh mereka, dimana mereka tidak percaya satu sama lain. Continue reading

Maleficent

Siapa itu Maleficent?

Maleficent adalah penyihir jahat yang mengutuk putri Aurora untuk tidur selamanya . Putri Aurora adalah putri cantik dari kerajaan Far Away Land, dan terkenal dengan nama Sleeping Beauty. Ya, Maleficent adalah tokoh villain di film Sleeping Beauty.

Sleeping Beauty?

Sleeping beauty adalah film animasi Disney Classic buatan tahun 1959 adaptasi dari novel karya Charles Perrault (Little Red Riding Hood, Cinderella, Puss in Boots, dll). Film ini disutradarai oleh Clyde Geronimi, yang juga menyutradarai film Disney klasik lainnya seperti Cinderella, Peter Pan, Alice in Wonderland, dan sebagainya. Sleeping Beauty pernah dinominasikan dalam kategori “Best Music, Scoring of a Musical Picture di Oscar tahun 1960.

Sleeping Beauty (1959)

Remake.

Remake merepresentasikan sebuah film yang menggunakan film sebelumnya menjadi bahan pembuatannya. Remake film dilakukan dengan tujuan agar film-film klasik yang bagus mengikuti perkembangan jaman. Biasanya, film yang di-remake adalah film-film yang terbaik pada jamannya dan memiliki fans yang cukup banyak, seperti misalnya Star Wars. Disneyland, yang merupakan salah satu produsen film klasik terbaik pun hendak mengikuti perkembangan jaman.

Menyusul suksesnya film remake Alice in Wonderland, yang disutradarai oleh Tim Burton, rencananya Disney akan membuat ulang salah satu kisah Disney Princess, yaitu Sleeping Beauty. Tetapi, Disney tidak akan mengangkat cerita Princess Aurora, melainkan Maleficent. Dan rumornya, sutradara yang dipilih untuk mengerjakan film ini adalah (lagi-lagi) Tim Burton.

Villain is the new black.

Penjahat adalah tren. Saya fikir itulah yang melandasi Disney untuk remake film Sleeping Beauty ini. Ambil contoh Alice in Wonderland (2010), pada film itu Red Queen yang digambarkan sebagai penjahat yang bodoh tapi keren, mendapatkan scene yang cukup banyak. Bandingkan dengan Alice in Wonderland aslinya (1951), Red Queen hanya muncul sepersekian menit. Tidak hanya itu, naga, hutan, dan Wonderlandnya sendiri bahkan tervisualisasikan lebih dark, tapi tetap keren.

Kembali ke Maleficent. Saya rasa tidak masalah kalau film ini sedikit menyinggung tentang Sleeping Beauty, karena bahkan di film aslinya (1959) sendiri yang ditonjolkan bukan Putri Aurora melainkan 3 orang peri penolongnya. Dan saya fikir mungkin akan seru ketika adegan 3 orang peri dan Maleficentnya bertarung divisualisasikan secara nyata (bukan animasi). Film Maleficent sendiri sedang dalam proses pra-produksi, dan rencananya akan dirilis tahun 2013. Mari duduk manis menunggu kemunculan film ini sembari berdoa agar filmnya sebaik Alice in Wonderland. Selamat menunggu!

12 Angry Men (1957)

12 Angry Men

Sebenernya gue merasa menjadi paling beruntung, pertama, bisa mendapatkan beberapa softcopy film klasik dari teman yang movie-freak, dan kedua, bisa menonton film ini yang notabene masuk ke jajaran top 250 nya IMDB (nomor 7) dengan list pemain yang nggak perlu diragukan lagi seperti misalnya Henry Fonda, E.G Marshall, dan Jack Warden. Oh, dan kenapa film klasik? Karena gue lagi ingin belajar mengapresiasi film klasik, dalam hal ini, kelinci percobaannya adalah 12 Angry Men.

Intermezzo sedikit, begitu baca di IMDB ternyata film ini bergenre drama misteri, jujur gue agak males karena lagi not-in-the-mood dengan misteri dan kasus, ditambah lagi gue jarang menonton film klasik, makin males aja jadinya. Tapi yang namanya proses belajar, kalo males kapan bisa majunya? (andai gue bisa ngomong kayak gini pas kuliah..)

Film ini bercerita tentang 12 orang juri pengadilan dalam menyelesaikan suatu kasus pidana tentang dugaan pembunuhan seorang ayah oleh anaknya sendiri. Ketika berdiskusi, 12 juri ini melakukan voting untuk menentukan apakah anak ini bersalah atau tidak. Pada saat itu, 11 orang menjawab bersalah, namun hanya 1 orang yang menjawab tidak bersalah. Dengan bukti-bukti yang masuk akal dan bisa dibuktikan, orang tersebut mempu membuat pendirian 11 orang lainnya goyah.

Film ini hanya menggunakan 1 lokasi yaitu ruangan tempat mereka berdiskusi. Namun hal itu tidak akan membuat kita bosan, kenapa? Karena film berdurasi 96 menit ini mampu memperlihatkan semua sifat dan karakter tokohnya, sehingga semua kemampuan akting terlihat sampai sedalam-dalamnya. Dan tanpa pilih kasih, karakter 12 tokoh yang ada di dalam film ini kentara perkembangannya lewat dialog-dialog dan ekspresi muka yang kuat dan menawan. Bisakah anda bayangkan film yang bersetting di satu tempat saja namun segala makna tersampaikan hanya dengan dialog dan ekspresi yang menarik? Sungguh terlampau bagus dan cantik!

Satu kata yang gue ucapkan ketika selesai nonton film ini adalah, “Gila”. Iya, film ini dengan gila-nya mampu menyihir gue masuk ke dalam, sampe terkadang dengan gila-nya gue ngedumel sendiri kayak ibu-ibu nonton sinetron. Entah ramuan gila apa yang dikasi sama Sidney Lumet, sutradara dan Reginald Rose, scriptwriter bisa membuat film sekuat dan sesimpel ini. Idenya simple, pengembangan ceritanya logis, pengembangan karakternya kuat, dialognya bagus, kemampuan aktingnya keliatan… Apasih yang ada di otak mereka ketika membuat film sebagus dan secantik ini?! Hal ini juga membuat mereka memenangi award Directors Guild of America dan Writers Guild of America pada tahun 1957, serta dinominasikan pada Oscar tahun 1958 untuk kategori Best Director, Best Picture, dan Best Writing.

Overall, film ini gila dan mampu membuat gue jatuh cinta tergila-gila dengan film klasik. Sebuah permulaan yang bagus jika ingin menonton film klasik yang bermutu. Film ini strongly recommended sebagai salah satu opsi buat kalian yang ingin memalingkan diri dari peradaban film-film monoton jaman sekarang. Emang bakal lebih berat ketika yang belum pernah menonton film klasik untuk memulai menonton film yang berbeda (seperti gue), tapi it’s totally worth the try dan akan berakhir menyukai dan adiktif dengan film klasik. Akhir kata, Selamat Menonton dan Enjoy classic!

My personal rate: 10/10

Cast: Martin Balsam (Juri 1), John Fielder (Juri 2), Lee J. Cobb (Juri 3), E.G Marshall (Juri 4), Jack Klugman (Juri 5), Edward Binns (Juri 6), Jack Warden (Juri 7), Henry Fonda (Juri 8), Joseph Sweeney (Juri 9), Ed Begley (Juri 10), George V (Juri 11), dan Robert Webber (Juri 12)