Gamer (2009)

Gamer.

Kesan pertama membaca judulnya: “apa ya maksud dari judul film ini?”. Jujur aja, judul filmnya ga membuat gue tertarik ataupun penasaran menonton, karena gue bukan game-geek. Tapi judul tidak menjadi masalah ketika yang anda lihat di poster adalah aktor idaman anda. Yak! Betul sekali! Gerrard Butler adalah om-om sexy yang membuat gue tertarik nonton film ini dari awal posternya ada di Blitz. Keseksian dan kemachoannya menurut gue mampu menyihir mata semua wanita, disamping aktingnya yang fantastis.

Okay, enough about Gerry. Film ini bercerita tentang 2 buah game yang dikembangkan oleh Ken Castle (Michael C. Hall) yang bergenre Life Simulation (seperti The Sims) dan First Person Shooter (bernama Slayer) dengan karakter game real human. Orang-orang yang memainkan karakter didalam game Life Simulation dibayar, sedangkan orang-orang yang bermain dalam game Slayer adalah para narapidana yang akan bebas jika sudah memenangi 30 perang. Masalah yang paling mengganjal gue adalah bagaimana caranya sebuah chip komputer dapat ditanam di otak manusia sehingga dapat dikendalikan oleh orang lain? Argh, lets skip it, its just another scifi movie..

Kable (Gerrard Butler) adalah seorang pemimpin regu yang sangat terkenal karena sudah memenangi 28 perang. Pengendali Kable adalah Simon (Logan Lerman), seorang teenager-game-geeks yang ganteng dan disukai banyak wanita. Suatu ketika Kable harus melarikan diri dari dunia game itu dan menyelamatkan anaknya yang disandera Castle (entah karena apa gue lupa) di dunia nyata. Simon pun membantu Kable dalam menyelamatkan anaknya, dst.

Film ini bersetting entah tahun berapa dan entah di negeri apa, dimana semua alat gamenya sudah terlampau canggih dengan teknologi tembok sentuh, yang mungkin adalah versi terbaru dari komputer layar sentuh. Inti ceritanya sendiri juga sangat klise: bapak sayang anak, anak disandera lalu diselamatkan, keluarga bahagia dan hidup happily ever after. Kalau diperhatikan, ceritanya malah cenderung kurang berkesinambungan satu sama lain. Jujur, gue sedikit kecewa dengan cerita di film ini, yang terlalu luas jangkauannya, tapi kurang dibahas secara mendetail. Penggodokan cerita ini seharusnya bisa lebih matang karena film ini sendiri sudah didukung dengan aktor dan eksekusi yang sangat baik.

Namun dibalik kekecewaan gue dengan ceritanya, film ini masih bisa membuat mulut gue mengucap kata “WOW” sepanjang film. Yak! Film Action ini betul-betul Action!!! Sungguh-sungguh thrilling dan sadis, daging-daging bertebaran, darah-darah segar mengalir dengan indahnya. Film ini pun didukung dengan pengambilan gambar yang begitu fantastis. Angle-angle kameranya sungguh menakjubkan, dan camera-shake yang menunjukkan ke-action-an film ini. Selain pengambilan gambar, tone film ini juga benar-benar berwarna. Kalau anda penikmat fotografi, maka anda akan enjoy sekali menikmati tone dan angle film ini, tanpa memikirkan cerita. Dua jempol untuk DOP (Director Of Photography) dan Editor nya.

Overall, film yang ditulis dan disutradarai oleh Mark Neveldine dan Brian Taylor ini menghibur (bagi penikmat film action dan penikmat fotografi). Akan sungguh asik sekali kalau anda menonton film ini di bioskop atau home teather. Anyway, Selamat menonton!

My personal rate: 6.5/10