Fantastic Mr. Fox (2009)

Tidak mengetahui akan ketiadaan bukunya, ketika awal saya mendengar judul film ini, yang terbesit di otak saya adalah superhero. Ah, animal superhero mungkin, dengan kekeuh-nya saya berucap sampai pada waktu ketika saya menonton film ini.

Film ini bercerita tentang kehidupan keluarga rubah yang bermusuhan dengan 3 orang petani. Foxy, merindukan masa lalunya menjadi seorang pencuri. Dia pun mencuri di 3 orang petani jahat, Boggis, Bunce, Bean. Ketiga orang petani yang geram karena kecurian itu pun bersatu untuk menangkap Foxy. Foxy dan keluargnya pun harus kabur dari kejaran mereka.

Film yang hanya berdurasi sekitar 80 menit (ditambah credit title) ini bodoh. Dua kali menonton, dua kali juga saya tertawa disaat detik yang sama, dengan lelucon yang sama. Ya, film ini bukan film superhero seperti saya pikirkan, melainkan film komedi. Ceritanya lucu, menggambarkan kehidupan keluarga rubah secara satir. Lelucon yang pintar-tapi-bodoh pun dengan cantiknya mampu menghiasi kemasan ceritanya. Pengembangan karakter yang terdapat didalamnya pun sangat terasa, membuat jalan cerita di film ini semakin kuat dan logis.

Disamping ceritanya yang lucu, animasinya juga lucu. Film ini menggunakan teknik stop motion dengan karakter yang dibuat dari clay. Stop motion selalu berhasil membuat saya ‘berhenti bergerak’, takjub karena kesukaran tekniknya. Terlebih di film ini, setiap animasinya detail dan jelas, favorit saya adalah detail asap dan debunya.

Seorang pemain film yang hebat dapat dinilai dari kemampuan aktingnya yang memukau, walau hanya dari suara saja. Saya sangat memuji intonasi suara George Clooney dan Meryl Streep. Dari suara saja tidak diragukan lagi, kedua orang yang pernah memegang piala Oscar untuk kategori pemain terbaik. Selain mereka, pengisi suara yang lain juga merupakan aktor-aktor kenamaan seperti Bill Murray dan Willem Dafoe.

Overall, film yang diangkat dari novel karya Roald Dahl (penulis Charlie and the Chocolate Factory) ini sangat fun-to-watch. Film ini pun menjadi film yang akan terus saya rekomendasikan kepada orang-orang, termasuk anda. Sayangnya, film ini tidak kunjung keluar di bioskop di Indonesia. Namun, anda bisa mencari dvd nya di toko-toko (bajakan) terdekat. Jadi, Selamat menonton!

Sutradara: Wes Anderson

Aktor/aktris: George Clooney (Mr. Fox), Meryl Streep (Mrs. Fox), Jason Schwartzman (Ash), Bill Murray (Badger), Willem Dafoe (Rat)

Tempat/waktu nonton: DVD/ sekitar Bulan April

My personal Rate: 8.5/10

Mary and Max (2009)

Mary and Max.

Setuju-lah sama gue, film animasi adalah film yang selalu mengasyikkan untuk ditonton! Tapi begitu melihat poster Mary and Max, gue merasakan aura gelap pada film animasi ini. Awalnya gue takut film ini bakal se-seram Coraline (gue suka banget film Coraline, tapi gue penakut), tapi pas ngeliat bentuk clay karakternya, gue teringat film Wallace & Gromit yang lucu dan bodoh. Karena bentuk clay nya seperti itu, mari kita simpulkan ini adalah film lucu. Dan film pun dimulai..

Film ini bercerita tentang Mary Daisy Dinkles (suara-Toni Collete), seorang anak SD di Australia yang memiliki rasa keingintahuan berlebih namun tidak mempunyai teman. Suatu hari Mary secara acak memilih nama seseorang di buku telfon Amerika, untuk menanyakan darimana bayi berasal. Surat itu sampai kepada Max Jerry Horowitz (suara- Phillip Semour Hoffman), seorang pria paruh baya yang memiliki penyakit mental dan juga tidak mempunyai teman. Mereka menjadi sahabat karena berbagai kesamaan yang mereka miliki dan seterusnya hingga Mary beranjak dewasa.

Ternyata film ini film drama-komedi, dengan dialog lucu dan sangat menghibur. Mary dan Max adalah dua sahabat yang berlaku bodoh, berbagi cerita bodoh tentang kehidupan mereka, dan kembali berlaku bodoh. Kebodohan mereka terlihat semakin bodoh karena film ini adalah film animasi yang dibuat dengan clay (tanah liat) sehingga wajah mereka terlihat berantakan. Tapi dibalik kebodohan-kebodohan itu, film ini sungguh mempunyai cerita yang unik dan hebat dengan tema yang kuat, yaitu persahabatan.

Cerita dan Script-nya tanpa cela. Deskriptif. Alur dan plot film ini tidak panjang-lebar kemana-mana, sehingga makin membuat film yang berdurasi xx menit ini worth ditonton setiap detiknya. Gue suka banget penyuasanaan di film ini. Suasana dan aura gelap yang sungguh 80s New York dan sangat menyeritakan kehidupan Max, dan aura kuning ceria yang Australia banget dan sangat Mary. Benaar-benar detail. Film ini juga sanggup memainkan emosi penontonnya seakan-akan kita berada dan ikut masuk dalam kehidupan Mary dan Max, senang, sedih, bahagia, jatuh cinta, sampai sedih dan menitikkan air mata.

Overall, film ini memang pantas menjadi opening di Sundance Film Festival 2009. Film ini unik dan inspiratif. Unik karena jarang sekali ada animasi based on true story. Inspiratif karena film ini dapat membuka wawasan kita lebih jauh tentang arti persahabatan. Yak betul, film ini dapat mengajarkan kita bagaimana menjadi seorang sahabat yang baik, sahabat sebenarnya. Tidak ada kata-kata lain untuk film ini, terlalu bagus untuk dicela, sayangnya nggak masuk Golden Globe. Anyway, film ini sangat gue rekomendasikan, Selamat Menonton!

My personal rate: 9.5/10