Howl (2010)

Sutradara: Rob Epstein dan Jeffrey Friedman.

Aktor/aktris: James Franco (Allen Ginsberg), Todd Rotondi (Jack Kerouac)

Tempat/waktu nonton: Film unduhan/ Maret

Allen Ginsberg adalah seorang sastrawan Amerika era 50an yang  kontroversional. Disamping puisinya, salah satunya Howl, penuh dengan bahasa vulgar yang sulit diinterpretasikan secara langsung, beliau adalah seorang tokoh generasi Beat dan seorang homoseksual. Puisinya, Howl, bercerita tentang kehidupan homoseksualnya dan menyinggung pemerintahan dan industrialisasi. Saking kontroversionalnya, puisinya sempat disidangkan karena masalah interpretasi dan bahasa yang terlalu aneh dan sedikit vulgar.

Film ini memperlihatkan 3 sisi hidup Ginsberg yang dibalut dengan teknik sinematografi yang berbeda-beda. Mulai dari pertama kalinya Howl dibaca di depan umum, kehidupan personalnya, sampai persidangan bukunya. Pada bagian kehidupan personalnya, dengan bergaya documentary-like, diperlihatkan Allen sedang diwawancara dan menceritakan kehidupan homoseksualnya. Ketika membacakan puisinya di depan umum, keluar beberapa visualisasi dari puisi itu yang digambarkan secara animasi. Tentu saja tidak mungkin digambarkan secara nyata karena bahasanya yang vulgar. Dan bagian persidangannya terasa menegangkan, mengingatkan kita kalau film ini sejatinya adalah film drama pada umumnya.

Salah satu animasi pada film ini: visualisasi dari Moloch

Awalnya saya tidak tertarik dengan puisinya, karena kurang mengerti dengan bahasa yang digunakan dan kaget dengan animasi yang terkesan gelap dan aneh. Tapi lama kelamaan saya semakin terbawa dengan alur kehidupan Ginsberg di film ini. Seperti sebuah film drama-biografi sekelas Oscar, saya semakin mengagumi Ginsberg seperti saya mengagumi Oher di film The Blind Side. Bedanya, film ini memiliki karakter homoseksual dan menggunakan teknik sinematografi yang tentu saja membuat jadi lebih menarik dan tidak monoton. Disini saya memberikan standing ovation untuk Rob Epstein dan Jeffrey Friedman yang selain bisa menimbulkan simpati saya pada Ginsberg, juga bisa menelurkan film dengan teknik sinematografi yang cukup unik. Wajar saja kalau film produksi jerman berjudul asli Howl-Das Geheul ini dinominasikan Golden Bear pada Berlinale kemarin.

Bagi kalian yang tertarik dengan puisi/ literatur, biografi, art film, beat generation, dunia LGBT, atau mungkin Moloch, film ini hukumnya wajib tonton. Film ini tidak saya sarankan untuk ditonton oleh semua kalangan, apalagi anak-anak dibawah umur dan homophobic, karena bahasa dan gambar yang mungkin menjijikkan bagi mereka. Line dibawah adalah penggalan Howl yang cukup menarik karena bahasanya yang aneh.

I saw the best minds of my generation destroyed by madness, starving hysterical naked,

dragging themselves through the negro streets at dawn looking for an angry fix,

Angel-headed hipsters burning for the ancient heavenly connection

to the starry dynamo in the machinery of night,

sisi manis Ginsberg