A Clockwork Orange (1971)

“A gorgeousity of old ultra-violence viddied thou the bliss of Beethoven’s ninth symphony”

Stanley Kubrick (almarhum) adalah seorang sutradara yang semua filmnya tidak mungkin luput dari nominasi penghargaan. Entah ramuan apa yang dia masukkan kedalamnya, filmnya selalu saja bisa membius, walaupun dengan genre yang berbeda. Itulah yang saya rasakan ketika saya pertama menonton filmnya, A Clockwork Orange. Film yang diangkat dari sebuah novel karya Anthony Burgess.

A Clockwork Orange bercerita tentang Alex, seorang remaja psikopat yang mencintai dua hal dalam hidupnya, kekerasan dan Beethoven. Suatu ketika Alex tertangkap basah dan dikirim ke penjara. Disana ia dijadikan kelinci percobaan sebuah terapi baru, terapi untuk ‘membuang’ sifat jahat manusia. Setelah keluar dari penjara, ia tidak dapat melakukan kekerasan lagi. Pada saat itulah dirinya melemah, dan segala perbuatan jahatnya dulu dibalas.

Menganga. Itulah yang saya lakukan sepanjang film disaat mata saya terpaku menyaksikan keindahan adegan kekerasan dan telinga saya terbius mendengar Beethoven. Kombinasi antara kekerasan fisik-mental-seksual dan simfoni no.9 Beethoven entah bagaimana dapat terlihat begitu artistik tanpa mengurangi unsur kesadisannya. Hal ini pula yang membuat saya sanggup duduk manis selama kurang lebih tiga jam.

Inti ceritanya sangat drama, berkisar tentang life-changing. Beratnya, film ini menyinggung isu hukum dan politik, dimana biasanya isu tersebut banyak yang kita tidak tahu atau pemerintah pura-pura tidak tahu. Pengembangan cerita seperti inilah yang seharusnya ditiru oleh para filmmaker, berbobot. Dialog dan pemilihan kosakata yang dipakai pada film ini pun membuat saya berdecak kagum. Semisal kosakata bliss, slooshied, gorgeosity, viddied, guttiwuts, dan semacamnya, membuat saya gatal untuk mengucapkannya.

Overall, film #47 yang meraih konsensus 8.5/10 pada top250 IMDB ini patut disaksikan. Saran saya, sebelum menonton film ini ada baiknya anda menyiapkan mental untuk menghadapi terjangan adegan kekerasan. Akhir kata, Film klasik adalah harta karun. Atau setidaknya itulah yang para kritikus bilang. Saya mungkin belum bisa dikategorikan seperti mereka, tapi saya berani jamin perkataan mereka adalah benar. Selamat berburu dan menyaksikan film klasik!

Sutradara: Stanley Kubrick

Aktor: Malcolm McDowell (Alex), Patrick Magee, Michael Bates

Tempat/waktu nonton: Rumah (film unduhan)/ Bulan Mei

My personal rate: 9.5/10