12 Angry Men (1957)

12 Angry Men

Sebenernya gue merasa menjadi paling beruntung, pertama, bisa mendapatkan beberapa softcopy film klasik dari teman yang movie-freak, dan kedua, bisa menonton film ini yang notabene masuk ke jajaran top 250 nya IMDB (nomor 7) dengan list pemain yang nggak perlu diragukan lagi seperti misalnya Henry Fonda, E.G Marshall, dan Jack Warden. Oh, dan kenapa film klasik? Karena gue lagi ingin belajar mengapresiasi film klasik, dalam hal ini, kelinci percobaannya adalah 12 Angry Men.

Intermezzo sedikit, begitu baca di IMDB ternyata film ini bergenre drama misteri, jujur gue agak males karena lagi not-in-the-mood dengan misteri dan kasus, ditambah lagi gue jarang menonton film klasik, makin males aja jadinya. Tapi yang namanya proses belajar, kalo males kapan bisa majunya? (andai gue bisa ngomong kayak gini pas kuliah..)

Film ini bercerita tentang 12 orang juri pengadilan dalam menyelesaikan suatu kasus pidana tentang dugaan pembunuhan seorang ayah oleh anaknya sendiri. Ketika berdiskusi, 12 juri ini melakukan voting untuk menentukan apakah anak ini bersalah atau tidak. Pada saat itu, 11 orang menjawab bersalah, namun hanya 1 orang yang menjawab tidak bersalah. Dengan bukti-bukti yang masuk akal dan bisa dibuktikan, orang tersebut mempu membuat pendirian 11 orang lainnya goyah.

Film ini hanya menggunakan 1 lokasi yaitu ruangan tempat mereka berdiskusi. Namun hal itu tidak akan membuat kita bosan, kenapa? Karena film berdurasi 96 menit ini mampu memperlihatkan semua sifat dan karakter tokohnya, sehingga semua kemampuan akting terlihat sampai sedalam-dalamnya. Dan tanpa pilih kasih, karakter 12 tokoh yang ada di dalam film ini kentara perkembangannya lewat dialog-dialog dan ekspresi muka yang kuat dan menawan. Bisakah anda bayangkan film yang bersetting di satu tempat saja namun segala makna tersampaikan hanya dengan dialog dan ekspresi yang menarik? Sungguh terlampau bagus dan cantik!

Satu kata yang gue ucapkan ketika selesai nonton film ini adalah, “Gila”. Iya, film ini dengan gila-nya mampu menyihir gue masuk ke dalam, sampe terkadang dengan gila-nya gue ngedumel sendiri kayak ibu-ibu nonton sinetron. Entah ramuan gila apa yang dikasi sama Sidney Lumet, sutradara dan Reginald Rose, scriptwriter bisa membuat film sekuat dan sesimpel ini. Idenya simple, pengembangan ceritanya logis, pengembangan karakternya kuat, dialognya bagus, kemampuan aktingnya keliatan… Apasih yang ada di otak mereka ketika membuat film sebagus dan secantik ini?! Hal ini juga membuat mereka memenangi award Directors Guild of America dan Writers Guild of America pada tahun 1957, serta dinominasikan pada Oscar tahun 1958 untuk kategori Best Director, Best Picture, dan Best Writing.

Overall, film ini gila dan mampu membuat gue jatuh cinta tergila-gila dengan film klasik. Sebuah permulaan yang bagus jika ingin menonton film klasik yang bermutu. Film ini strongly recommended sebagai salah satu opsi buat kalian yang ingin memalingkan diri dari peradaban film-film monoton jaman sekarang. Emang bakal lebih berat ketika yang belum pernah menonton film klasik untuk memulai menonton film yang berbeda (seperti gue), tapi it’s totally worth the try dan akan berakhir menyukai dan adiktif dengan film klasik. Akhir kata, Selamat Menonton dan Enjoy classic!

My personal rate: 10/10

Cast: Martin Balsam (Juri 1), John Fielder (Juri 2), Lee J. Cobb (Juri 3), E.G Marshall (Juri 4), Jack Klugman (Juri 5), Edward Binns (Juri 6), Jack Warden (Juri 7), Henry Fonda (Juri 8), Joseph Sweeney (Juri 9), Ed Begley (Juri 10), George V (Juri 11), dan Robert Webber (Juri 12)

Sherlock Holmes (2009)

Sherlock Holmes.

Misteri. Berat. Menantang. 3 kata itulah yang pertama dateng ke pikiran gue pas denger nama Sherlock Holmes. Gue punya beberapa novelnya, tapi berakhir secara sia-sia karena novel itu terlalu berat buat gue. Makanya begitu tahu bakal ada film Sherlock Holmes, yang kefikiran pertama kali adalah film drama misteri yang berat tapi menantang. Begitu ngeliat trailernya yang penuh action, gue kecewa, takut filmnya seperti James Bond yang sekarang, lebih banyak menggunakan otot ketimbang otak. Ditambah main cast nya Robert Downey, wah jauh banget dari karakter Sherlock Holmes yang sudah lama terbentuk di otak gue.

Film ini bercerita tentang petualangan detektif cemerlang yang jorok, Sherlock holmes (Downey Jr), dan sahabatnya si dokter pintar yang serba rapih, Dr Watson (Jude Law), dalam memecahkan sebuah kasus. Adalah Lord Blackwood (Mark Strong), tersangka dari kasus itu yang diduga menggunakan ilmu hitam dalam menjalankan aksinya, sehingga sulit dilawan dengan kemampuan manusia biasa. Dalam petualangannya ini, Holmes kembali bertemu dengan kekasihnya yang adalah pencuri kelas dunia, Irene Adler (Rachel McAdams) yang ikut tersangkut dalam kasus ini.

Detektif Conan. Karakter ini yang keluar difikiran gue begitu selesai menonton film ini. Yap, film ini tidak seberat novelnya, tidak se-action trailernya, dan tentu saja tidak mengecewakan. Film ini pun menarik, unsur “action” nya mengagumkan, unsur komedinya pun tepat waktu dan sesuai. Hampir sama seperti membaca Conan, dimana misterinya sendiri sebenarnya berat namun dibuat ringan dan mudah dicerna dengan bumbu action dan komedi. Tidak pernah terbayangkan di otak gue sebelumnya kalau holmes bakal itu se-ekspresif downey, guy ritchie dan downey mampu membuat holmes yang kaku menjadi ekspresif.

Guy ritchie adalah sutradara yang brilian. Film ini sama briliannya dengan beliau, bahkan kalau bisa dibilang film ini adalah guy ritchie. Lihat aja film-film sebelumnya seperti rocknrolla, lock stock and two smocking barrels, snatch dsb, benar-benar mirip dengan karakter film sherlock holmes. Kalau bukan guy ritchie, gue ga bisa membayangkan film sherlock holmes bakal semenarik ini.

Selain guy ritchie, yang sangat berperan disini adalah downey, karakternya yang terkenal tengil (seperti di film iron man) membuat sherlock holmes disini benar-benar bajingan tengil yang otaknya encer. Akting jude law pun ga kalah oke, karakter watson di film ini juga semenarik holmes, ditambah chemistry sahabat (holmes-watson) di film ini bener-bener dapet.

Overall, film ini benar-benar menghibur, membuat kita tersenyum ketika selesai menonton, dan membuat kita masih mendiskusikan film ini hingga 2 jam kemudian. Film ini bener-bener kebantu sama guy ritchie dan downey, terima kasih telah membuat pantat gue duduk 1,5 jam tidak berkeringat karena berfikir. Film ini menarik, tapi gak segitunya bikin gregetan. Anyway, Selamat menonton!

My personal rate: 8/10