Sebenernya gue merasa menjadi paling beruntung, pertama, bisa mendapatkan beberapa softcopy film klasik dari teman yang movie-freak, dan kedua, bisa menonton film ini yang notabene masuk ke jajaran top 250 nya IMDB (nomor 7) dengan list pemain yang nggak perlu diragukan lagi seperti misalnya Henry Fonda, E.G Marshall, dan Jack Warden. Oh, dan kenapa film klasik? Karena gue lagi ingin belajar mengapresiasi film klasik, dalam hal ini, kelinci percobaannya adalah 12 Angry Men.
Intermezzo sedikit, begitu baca di IMDB ternyata film ini bergenre drama misteri, jujur gue agak males karena lagi not-in-the-mood dengan misteri dan kasus, ditambah lagi gue jarang menonton film klasik, makin males aja jadinya. Tapi yang namanya proses belajar, kalo males kapan bisa majunya? (andai gue bisa ngomong kayak gini pas kuliah..)
Film ini bercerita tentang 12 orang juri pengadilan dalam menyelesaikan suatu kasus pidana tentang dugaan pembunuhan seorang ayah oleh anaknya sendiri. Ketika berdiskusi, 12 juri ini melakukan voting untuk menentukan apakah anak ini bersalah atau tidak. Pada saat itu, 11 orang menjawab bersalah, namun hanya 1 orang yang menjawab tidak bersalah. Dengan bukti-bukti yang masuk akal dan bisa dibuktikan, orang tersebut mempu membuat pendirian 11 orang lainnya goyah.
Film ini hanya menggunakan 1 lokasi yaitu ruangan tempat mereka berdiskusi. Namun hal itu tidak akan membuat kita bosan, kenapa? Karena film berdurasi 96 menit ini mampu memperlihatkan semua sifat dan karakter tokohnya, sehingga semua kemampuan akting terlihat sampai sedalam-dalamnya. Dan tanpa pilih kasih, karakter 12 tokoh yang ada di dalam film ini kentara perkembangannya lewat dialog-dialog dan ekspresi muka yang kuat dan menawan. Bisakah anda bayangkan film yang bersetting di satu tempat saja namun segala makna tersampaikan hanya dengan dialog dan ekspresi yang menarik? Sungguh terlampau bagus dan cantik!
Satu kata yang gue ucapkan ketika selesai nonton film ini adalah, “Gila”. Iya, film ini dengan gila-nya mampu menyihir gue masuk ke dalam, sampe terkadang dengan gila-nya gue ngedumel sendiri kayak ibu-ibu nonton sinetron. Entah ramuan gila apa yang dikasi sama Sidney Lumet, sutradara dan Reginald Rose, scriptwriter bisa membuat film sekuat dan sesimpel ini. Idenya simple, pengembangan ceritanya logis, pengembangan karakternya kuat, dialognya bagus, kemampuan aktingnya keliatan… Apasih yang ada di otak mereka ketika membuat film sebagus dan secantik ini?! Hal ini juga membuat mereka memenangi award Directors Guild of America dan Writers Guild of America pada tahun 1957, serta dinominasikan pada Oscar tahun 1958 untuk kategori Best Director, Best Picture, dan Best Writing.
Overall, film ini gila dan mampu membuat gue jatuh cinta tergila-gila dengan film klasik. Sebuah permulaan yang bagus jika ingin menonton film klasik yang bermutu. Film ini strongly recommended sebagai salah satu opsi buat kalian yang ingin memalingkan diri dari peradaban film-film monoton jaman sekarang. Emang bakal lebih berat ketika yang belum pernah menonton film klasik untuk memulai menonton film yang berbeda (seperti gue), tapi it’s totally worth the try dan akan berakhir menyukai dan adiktif dengan film klasik. Akhir kata, Selamat Menonton dan Enjoy classic!
My personal rate: 10/10
Cast: Martin Balsam (Juri 1), John Fielder (Juri 2), Lee J. Cobb (Juri 3), E.G Marshall (Juri 4), Jack Klugman (Juri 5), Edward Binns (Juri 6), Jack Warden (Juri 7), Henry Fonda (Juri 8), Joseph Sweeney (Juri 9), Ed Begley (Juri 10), George V (Juri 11), dan Robert Webber (Juri 12)