Suster Keramas (2009)

Suster Keramas

Tadinya begitu selesai menonton film ini gue langsung pengen nulis di blog, tapi jari gue memberontak, otak gue membeku, seakan rusak setelah menonton film ini. Setelah menempuh perjuangan penuh darah (lebay -red), jadinya baru bisa sekarang di posting, maaf ya membuat kalian menunggu lama.

Yak, pada tanggal 7 Januari 2010 gue menonton film kontroversial Suster Keramas. Otak gue lagi keracunan pada waktu itu sehingga gue nggak bisa berfikir secara normal dan memilih menonton film ini.

Film Suster Keramas bercerita tentang 3 orang mahasiswa, 2 pria dan 1 wanita (gue lupa namanya), yang pergi ke sebuah desa untuk mengerjakan tugas kuliahnya. Di desa, mereka bertemu dengan Michiko (Rin Sakuragi), seorang turis Jepang yang ingin mencari seorang suster bernama Karmila atas wasiat bapaknya. Mereka membantu Michiko mencari Karmila, dari fakta-fakta yang ditemukan, ternyata Karmila yang dicari adalah Suster Keramas yang menghantui desa itu selama bertahun-tahun.

Ceritanya bertele-tele. Alurnya luar biasa aneh. Terlalu banyak subplot dan adegan waste (adegan nggak penting) di film ini, membuat kita bingung dan bertanya-tanya: apa sih inti cerita yang sebenarnya. Sinopsis yang gue kasih diatas pun sebenarnya sudah melalui 3 fase editing yang sulit. Banyaknya cerita nggak nyambung membuat gue susah mengupas kulit-kulit sampah dari sebuah cerita yang sebenarnya bisa dibuat bagus. Iya, ceritanya bagus, sayang pengembangan cerita dan eksekusinya sampah (setelah berfikir 2 minggu gue baru bisa menemukan titik cerah di film ini).

Genre film ini: horror – dark comedy. Horrornya jelek banget, hantunya ‘the grudge wannabe’, make-up nya berantakan, membuat gue yang penakut jadi merasa di-garing-i. Komedinya nggak kalah berantakan: slapstik, dan tentu saja penuh dialog porn dan yang menjurus kesana. Sepanjang film, setiap hampir 5 menit sekali, penonton disuguhi dengan adegan tidak senonoh. Banyaknya adegan ‘wah’ ini sangat tidak wajar, bahkan untuk sebuah dark comedy. Membicarakan hal ini membuat gue sakit kepala, so lets just skip it..

Overall, film ini sakit jiwa. Gue gak peduli dengan pornstar Jepang itu. Aktingnya berantakan. Film ini cocok banget ditonton buat yang pengen nonton film biru di layar lebar atau penonton haus belaian yang tidak memikirkan isi cerita. Anyway, gue SANGAT tidak merekomendasikan film ini ditonton oleh manusia normal, Selamat Menonton!

My Personal Rate: 3/10